Sulawesi Tengah- Hariannet.co.id- Malam di Morowali terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan hanya karena Ramadan yang semakin mendekati akhir, tetapi juga karena ratusan obor mulai menyala di berbagai sudut desa. Api kecil yang menjilat langit malam itu bukan sekadar penerangan, tetapi simbol warisan leluhur yang masih terjaga: Montunu Hulu.
Di tengah suasana yang penub kehangatan itu, Wakil Bupati Morowali Iriane Iliyas berdiri di atas panggung utama. Malam itu, Rabu, 26 Maret 2025, ia resmi membuka Festival Montunu Hulu, sebuah tradisi khas masyarakat Tobungku dalam menyambut malam Lailatulqadar.
“Montunu Hulu adalah warisan nenek moyang kita. Tradisi ini dilakukan pada sepuluh malam terakhir Ramadan, malam-malam yang diyakini penuh berkah,” ujar Iriane di hadapan warga yang berkumpul.
Dari kejauhan, terlihat anak-anak berlarian membawa obor kecil di tangan mereka, sementara orang tua tersenyum menyaksikan penerus mereka tetap menjaga tradisi.
Lebih dari Sekadar Cahaya
Bagi masyarakat Tobungku, Montunu Hulu bukan hanya tentang menyalakan api. Dulu, sebelum listrik masuk ke pelosok desa, obor menjadi satu-satunya sumber penerangan saat malam semakin larut dan ibadah terus berlangsung. Kini, meskipun lampu telah menerangi Morowali, Montunu Hulu tetap menyala sebagai simbol spiritualitas.
“Menyalakan obor bukan hanya soal menerangi malam, tapi juga tentang menerangi hati,” ujar seorang sesepuh desa yang sejak kecil telah menjalankan tradisi ini.
Api yang berkobar dalam Montunu Hulu dipercaya melambangkan upaya membakar segala bentuk keburukan dalam diri. Semakin terang obor, semakin besar pula semangat masyarakat dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka di penghujung Ramadan.
“Ini bukan sekadar ritual, tetapi pengingat bagi kita semua bahwa Ramadan adalah waktu untuk membersihkan diri,” tambah Iriane.
Tradisi yang Harus Dijaga
Sebagai putri daerah, Iriane mengaku bangga melihat Montunu Hulu tetap hidup di tengah arus modernisasi. Baginya, tradisi ini bukan hanya milik Morowali, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya yang layak diperkenalkan ke dunia.
“Saya mengajak kita semua untuk tidak hanya menjalankan tradisi ini, tetapi juga memperkenalkannya lebih luas. Montunu Hulu adalah bukti bahwa budaya kita kaya dan penuh makna,” tutupnya.
Malam semakin larut, tetapi obor-obor itu tetap menyala. Di setiap nyala api, ada harapan dan doa yang melayang ke langit. Montunu Hulu bukan sekadar festival, tetapi sebuah perjalanan spiritual, dari gelap menuju terang.(Erni)