Sulawesi Tengah, Hariannet.co.id- Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, mengawal ketat proses validasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) tahun 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan bantuan dari Pemerintah Daerah tepat sasaran dan hanya diterima oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Sebelumnya, Iksan telah membentuk tim khusus yang melibatkan beberapa dinas terkait guna memverifikasi data masyarakat miskin di Morowali. Hasil dari proses tersebut menunjukkan penurunan angka kemiskinan hingga 50 persen dari data sebelumnya.
“Selama ini data masyarakat miskin masih mengambang. Selama dua bulan terakhir kami membentuk tim untuk memvalidasi data tersebut. Dari rekap hasil rapat siang ini, jumlah orang miskin turun hingga 50 persen,” ungkap Iksan, Rabu (11/6).
Ia menegaskan bahwa keakuratan data DTSEN menjadi prioritas utama agar program bantuan dapat tersalurkan secara adil dan tepat.
“Keakuratan data adalah hal yang sangat penting. Karena data inilah yang menjadi fondasi. Jika datanya tidak akurat, maka bantuan bisa salah sasaran,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iksan menjelaskan bahwa proses pendataan akan dilakukan dalam dua gelombang untuk memastikan keabsahan data tersebut.
“Akan ada gelombang kedua untuk pendataan kemiskinan ini. Data harus tepat sasaran karena berkaitan langsung dengan penganggaran. Itulah alasan kami membentuk tim khusus ini, yang juga akan dievaluasi setiap enam bulan atau satu tahun,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil validasi dan verifikasi data masyarakat miskin di beberapa kecamatan, terjadi penyusutan signifikan dalam jumlah penerima DTSEN:
Kecamatan Sombori Kepulauan: dari 1.032 KK menjadi 422 KK (291 KK tidak lagi memenuhi syarat dan 131 KK masuk dalam DTSEN baru).
Kecamatan Bungku Timur: dari 1.070 KK menjadi 479 KK.
Kecamatan Bumi Raya: dari 1.412 KK menjadi 572 KK.
Kecamatan Wita Ponda: dari 1.367 KK menjadi 493 KK.
Secara total, jumlah penerima DTSEN di empat kecamatan tersebut sebelum validasi mencapai 4.881 KK. Setelah proses validasi dan penambahan data baru, jumlahnya menurun drastis menjadi 1.977 KK.
Ern
Sumber: KIM